BAD WEATHER & BROKEN BONES. O 6° Tril Tua Arisan. Sandi Maulana

Recebemos uma mensagem um tanto quanto enigmática de Sandi Maulana outro dia.

E aí pessoal, tudo certo? O evento de ontem foi bom. É uma pena que a corrida tenha sido cancelada depois das classificatórias, por conta dos acidentes, 3 fraturas e um tempo extremo. Desculpem, talvez o próximo evento apresente as condições ideais.

O 6° Tril Tual Arisan ou ATT 6 esteve mais uma vez no calendário anual de provas da Indonésia. A corrida não acontecia desde 2018, 3 anos de abstinência e você já sabe o motivo disso. A ressureição deste evento foi saudada com muito entusiasmo por todas as partes. Grupos de GTT vieram de todos os cantos do país; vários vindos de todos os cantos de Java, Oeste de Sumatra, Jambi, Lampung, Bali, Lombok, Kalimantan, Sul de Sulawesi e até mesmo de Papua, se inscreveram. Um número inédito de 1100 pilotos se inscreveu. O total de participantes foi cerca de 4000 pessoas!

Você verá “Tril” aparecer bastante, o que significa trilha em Indonésio. Especialmente para denominar grupos de motos. Por exemplo os “Geng Tril Tua” ou “Old Trail Gang”. Vou deixa-los assim, por isso estou avisando.

Geng Tril Tua (GTT) organizou-se para receber o evento na região de Djeng Bosweisen, em Wonosobo, Java Central. A localização havia sido anunciada no ATT5, lá em 2018. E não havia como voltar atrás nisso. 

Isso fica entre o Monte Prau (2.565m) e o Monte Bismo (2365m), o planalto em si tem cerca de 2.000m. Um lugar incrivelmente bonito, alguns podem dizer até que ele é de tirar o folego (devido ao frio), e o fato de ser incrivelmente úmido se dá porque ele fica localizado em uma cadeia de montanhas em Java Central, que empurra as nuvens de chuva para baixo, ao longo de seu comprimento.

Três grupos formaram o comitê de organização: o Wonosobo Tril Tua Gang, o Ngapak Raya Tril Tua Gang e o Mount Prau Vintage Enduro. Outro apoiador foi a 75 Garage Jepara, que acabou tornando-se o principal patrocinador, fornecendo o prêmio principal, uma Suzuki TS125 antiga de trilha, que eles customizaram, assim como várias outras, com apoio direto e indireto das várias facções da Indonesian Trill Tua Gang.

Meses antes do evento, as pessoas estavam fazendo workshops com a Tril Tau, os artesões e fornecedores da Tril Tua estavam fazendo hora extra para deixara todas as motos prontas. A loja oficial de da GTT foi inundada de pedidos da Comunidade “Indonesian Old Tril”, enquanto eles se preparavam e preparavam suas motos Tril Tua para participarem do ATT 6.

Todos juntos e envolvidos na emoção do evento, participando de atividades sociais, passeios divertidos ao redor da estrada de Djeng, conversando e fortalecendo a amizade dos diversos grupo da GTT, até o clímax de participar da Fun Race, em um circuito artificial bem desafiador, na Djenf venue.

“Esse ATT 6 foi sensacional, mesmo com muita chuva e o vento muito gelado, todos aqueles que estavam presentes não perderam a diversão e aproveitaram o evento. Muito obrigado a todos que vieram,” falou Ardoz, chefe executivo do sexto Tril Tua Arisan.

Mas já havia chovido muito antes mesmo das pessoas chegarem. E choveu mais enquanto eles estavam lá. As classificatórias aconteceram com 1.100 pilotos registrados e somente com a presença de alguns, já na largada tínhamos facões com a profundidade de uma perna na trilha e poças de lama para todos os lados. Os organizadores acharam prudente parar com a corrida depois de três competidores quebrarem vários ossos, nada muito grave, mas eles não quiseram continuar correndo o risco. Sensível.

As bandas e a festa continuaram de qualquer forma, claro. Se não dá pra andar de moto, você pode ao menos curtir bons momentos. A final de contas, dançar é sempre bom para te manter aquecido nas montanhas!

 

Instagram do Sandi Maulana. @maulanasandi99

Fotos por Farid Ridwan

 

Bahasa Indonesia

Cuaca Buruk dan Patah Tulang, Akhir yang terlalu cepat untuk ATT 6

Kami mendapat teks yang agak samar dari Sandi Maulana tempo hari.

Halo guys, apa kabar? Acara kemarin bagus.
Sayang sekali balapan dibatalkan setelah kualifikasi, karena ada banyak kecelakaan patah tulang untuk 3 orang dan cuaca ekstrim.
Maaf atas ini.
Mungkin event selanjutnya akan lebih optimal.

Arisan Trill Tua ke-6 atau ATT 6 sekali lagi masuk dalam kalender balap Indonesia tahun 2022. Acara yang sudah absen sejak 2018 lalu. Tiga tahun terutama karena kamu tahu kan, kebangkitan event ini pastinya disambut dengan antusias yang tak terhingga dari semua tempat. Cabang GTT di seluruh negeri; Berbagai yang ada di Jawa, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bali, Lombok, Kalimantan, Sulawesi Selatan, bahkan Papua pun mendaftar. Tidak disangka 1100 pembalap mendaftar dan total 4000 peserta bahkan belum pernah terjadi sebelumnya!

Kalau kamu melihat 'Tril' muncul di beragam tempat. Itu artinya jejak dalam bahasa Indonesia. Terutama di komunitas motor. Seperti 'Geng Tril Tua', atau 'Geng Jejak Lama'.

Geng Tril Tua (GTT) sendiri direncanakan dan dibuat di kawasan Dieng Bosweisen, Wonosobo, Jawa Tengah. Diumumkan di ATT 5 pada tahun 2018 silam.

Ini adalah trek tanah yang terjepit di antara Gunung Prau (2565m) dan Gunung Bismo (2365m) Dataran tinggi itu sendiri sekitar 2000m. Tempat yang sangat indah, bisa dibilang menakjubkan karena dingin, dan sangat basah, terletak di pegunungan di Jawa Tengah yang mendorong awan hujan ke bawahnya.

Tiga kelompok membentuk panitia penyelenggara; Geng Tril Tua Wonosobo, Geng Tril Tua Ngapak Raya, dan Enduro Vintage Gunung Prau. Sedangkan dukungan lainnya datang dari 75 Garage Jepara yang menjadi sponsor utama, pemberian doorprize tril lawas Suzuki TS125 hasil custom made serta dukungan langsung dan tidak langsung lainnya dari berbagai lapisan Gang Trill Tua Indonesia.

Beberapa bulan sebelum acara, orang-orang melakukan lokakarya Tril Tau, dan pengrajin serta pemasok suku cadang Tril Tua bekerja lembur untuk menyiapkan motor terbaik. Perusahaan apparel resmi GTT ini benar-benar dibanjiri orderan dari komunitas tril lawas Indonesia saat mereka mempersiapkan diri dan motor Tril Tua mereka untuk mengikuti ATT 6.

Semua orang bergabung untuk terlibat dalam kemeriahan acara, mulai dari kegiatan bakti sosial, Fun Trip keliling jalur landscape Dieng, ngobrol dan mempererat silaturahmi komunitas Tril Tua dari berbagai chapter GTT, hingga klimaks mengikuti Fun Race di sirkuit buatan yang sangat menantang di venue Dieng

“ATT 6 ini sangat seru, meskipun hujan dan kami diselimuti udara yang sangat dingin, tidak menyurutkan semangat semua yang hadir untuk menikmati ATT6. Terima kasih kepada yang sudah datang," ujar Ardoz, Ketua Pelaksana Tril Tua Arisan ke-6.

Tapi hujan turun sebelum semua orang datang. Dan hujan turun saat mereka berada di sana. Babak kualifikasi harus melalui 1100 pembalap yang terdaftar dahulu  dan belum sampai semua pembalap, beberapa yang memulai akhirnya hanya meninggalkan, selain bekas roda setinggi lutut dan mandi lumpur dan lubang pot banyak sekali. Panitia akhirnya menganggap, keputusan paling bijaksana untuk menghentikan pertandingan setelah 3 orang cedera patah tulang, meskipun tidak terlalu buruk, tetapi mereka tidak ingin memaksakan keberuntungan mereka. Masuk akal. 

Band dan pestanya, yah, itu saja. Karena tidak ada aktivitas motor paling tidak kita masih bisa bersenang-senang. Selain itu, selalu bergerak bisa membuat kita tetap hangat di pegunungan!

Galeria

Arquivos: 10